Seberapa Besarkah Alam Semesta? Mari Bertamasya ke Jagat Raya yang Tak Terbatas Ini untuk Mengetahui Fakta-fakta yang Maha Menakjubkan!!

It’s a very long Journey. Dan diakhir perjalanan alam semesta ini, masih belum bisa menemukan ujung dari alam semesta ini. Maha Suci Allah, Dzat semesta alam …

Moeflich H. Hart

Oleh Moeflich Hasbullah

*

Sebesar apakah alam semesta ini? Dimanakah batasnya? Mungkinkah kita mengetahuinya? Untuk mempelajari ini, marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta untuk merenungkan besar dan agungnya kekuasaan Allah SWT. Data-data saya ambil dari sebuah video astronomi berjudul “How big the universe?”

________________________

a
• Marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta dengan berangkat dari planet bumi tempat kita tinggal.
• Untuk memudahkan, marilah kita membuat asumsi bahwa perjalanan kita dimulai tgl. 1 Januari dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik (=223.200 km/detik). Sebagai perbandingan, ukuran diameter planet bumi adalah 12.756 km. Jadi, satu detik kita melesat melakukan perjalanan sama dengan 17 lebih kita menembus bumi.
• Dalam waktu 8 menit 19 detik, perjalanan kita sudah melewati Planet Venus dengan jarak dari bumi 93.000.000 mil (111,6 juta km).

a

View original post 817 more words

Sederhana Seperti Es Teh

 

Perjalan hari ini cukup panjang juga. Cukup panjang dan pastinya melelahkan. Namun, diakhir perjalanan saya memesan es teh dan seketika lelah dan haus yang saya rasakan lagsung hilang.

Ternyata dalam hidup ini yang kita butuhkan bukanlah kemwahan kelas VIP, namun yang lebih penting adalah apa yang kita butuhkan terpenuhi. Seperti es teh yang bisa mengobati rasa haus sehabis perjalanan jauh. Saya tidak butuh minuman seharga puluhan ribu yang dijual di mal-mal, cukup dengan es teh semua sudah terpenuhi. Konsep ini sangat sepele mungkin, namun kadang-kadang dalam hidup yang kita butuhkan adalah kesederhanaan yang mempu mencukupi kebutuhan kita … 🙂

Grow Old and Forgotten

Image

Tumbuh dan berkembang adalah sifat alamiah dari semua makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Dalam perjalanan hidupnya, manusia akan mengalami perkembangan. Dan yang membedakan dengan makhluk hidup lainnya, selain fisik yang berkembang pikiran manusia pun berkembang. Itulah hidup, selalu berkembang dari waktu ke waktu. Namun, kita kadangkala lupa bahwa hidup itu tidaklah selamanya. Perkembangan hidup manusia ada batasnya. Semua pada akhirnya akan tua dan tidak akan sekuat dulu. Perkembangan pikiran pun cenderung akan menurun. Pada masa itu, semua yang dulu bisa kita lakukan akan menjadi susah. Kita akan kembali menjadi lemah, seperti waktu kita anak-anak. Lalu setelah itu kita akan terlupakan dari hiruk pikuk dunia ini.

Namun, sebenarnya episode manusia tidak berkahir sampai disitu. Episode ini akan berkahir kita telah menemukan tempat kita dikampung halaman kelak kita yang bernama akhirat.

Ketika Kerjamu Bisa Bermanfaat Buat Sesama

Ketika kita bekerja, apa yang menjadi tujuan kita? apakah hanya sekedar mendapatkan gaji yang banyak lalu bisa memenuhi apa-apa yang diinginkan? atau mungkin ada yang ingin bekerja untuk memanjakan orang-orang yang disayangi? semua alasan diatas tidak salah karena setiap orang punya mimpinya sendiri-sendiri.

Namun sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi pemikiranku akhir-akhir ini. Ketika kita bekerja dan hanya kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya, maka tidakkah sia-sia apa yang sudah kita pelajari dari SD sampai Kuliah? Kita sudah memperlajari banyak hal, banyak ilmu namun hanya bermafaat untuk kepentingan kita atau keluarga kita. Mengapa kita tidak memanfaatkan apa yang sudah kita dapatkan tersebut agar semua orang bisa merasakan manfaatnya? Bahkan kalau bisa sampai orang-orang pelosok pun bisa merasakanannya. Masing-masing dari kita menyimpan potensi yang sangat besar yang kalau kita manfaatkan bisa mengubah dunia. Namun kebanyakan ketika kita mulai masuk dunia kerja, orang-orang lebih cenderung kurang memanfaatkan potensinya tersebut karena terlalu fokus dengan tugas-tugasnya. Saya tidak mengatakan harus meninggalkan tugas-tugas tersebut, tapi kita bisa memanfaatkan waktu sela kita untuk melakukan hal-hal besar yang lebih besar lagi dari apa yang kita kerjakan sehari-hari ditempat kerja kita.

Saya punya mimpi untuk menggalang kekuatan dinegeri agar semua komponen orang dinegeri bisa merasakan yang namanya informasi sehingga masyarakat di desa sekalipun yang mungkin hanya bisa sekolah sampai SMA, bisa memiliki intelektualitas yang tidak kalah dengan lulusan sarjana di kota. Dengan begitu tidak ada lagi istilah masyarakat desa ketinggalan informasi atau tabu akan suatu perubahan baru yang positif.

Ketika apa yang kita kerjakan memberi manfaat juga buat orang lain, maka tidak sia-sia ilmu yang selama ini kita dapatkan. Potensi besar yang kita punya akan tersalurkan pada hal-hal besar juga. Jangan sampai potensi besar tersebut hanya berhenti pada hal-hal yang hanya memberikan manfaat buat kita sendiri. Jadi apapun profesimu, maka jadikan profesi tersebut adalah profesi besar yang bisa memberikan manfaat buat orang lain… 🙂

Pendidikan Negeri Ini

sekolah-miskin

Tanggal 2 Mei adalah hari pendidikan di negeri ini. Sebagian besar dari kita mungkin hanya memahami bahwa pendidikan hanyalah berkutat mengenai sekolah. Namun sebenarnya kita telah keliru. Bahwa yang sebenarnya pendidikan lebih dari itu. Pendidikan jangkauannya jauh lebih besar dari pada sekolah. Pendidikan itu mengenai kualitas manusia negeri ini, pendidikan juga mengenai karakter dari negeri ini. Apa yang terjadi pada negeri ini adalah cerminan dari kualitas pendidikannya. Apa yang kita hasilkan hari ini, apa yang ada pada hari ini, bahkan tulisan ini pun merupakan produk dari pendidikan.

Mengenai pendidikan, pasti orang yang berperan besar selain orang tua adalah guru. Guru seringkali kita lupakan perannya dalam sistem pendidikan. Padahal dari gurulah terlahir orang-orang hebat seperti Pa Habibi, Bung Karno atau tokoh-tokoh hebat lainnya. Harusnya ketika ada perbaikan sistem pendidikan, yang pertama harus merasakan efeknya adalah guru karena jika gurunya bisa fokus dan mencurahkan semua perhantiannya pada murid-muridnya, maka bukan tidak mungkin republik ini akan beberapa tahun kedepan akan bisa lebih maju dari pada Singpura, Korea Selatan, Taiwan ataupun U.S. Kita punya sumber daya alam yang kaya, hanya saja sumber daya manusianya yang masih kurang untuk mengolahnya. Bayangkan jika manusia-manusia dinegeri ini terdidik dan bisa mengolah sendiri sumber daya alam tersebut, maka Indonesia akan menjadi salah satu Negera maju dimasa depan. Nah, kembali lagi ke kunci pendidikan. Kalau akar dari pendidikan ini bisa kita bereskan, maka sampai ke atas pendidikan ini akan baik.

Saya jadi ingat kisah dimana Jepang diluluh lantahkan oleh serangan bom nuklir. Hal yang paling pertama ditanyakan pemimpin negaranya saat itu adalah masih berapa guru yang tersisa di Jepang. Ini menjadi penting karena tanpa guru, maka siapa yang akan mendidik generasi muda Jepang. Jika generasinya tak terdidik, maka beberapa tahun kedapan siapa yang bisa memebangun Jepang lagi seperti sedia kala. Dan bisa kita lihat hasilnya saat ini, bahwa Jepang adalah salah satu dari negara maju meski tanpa sumber daya alam seperti Indonesia. Jika Jepang bisa seperti itu, maka Republik ini pun pasti bisa.

Maka untuk mencapai hal diatas, jangan pernah melihat pendidikan hanyalah tanggung jawab dari pemerintah saja. Sudah seharusnya pendidikan kita jadikan gerakan. Siapapun bertanggun jawab atas pendidikan dinegeri ini. Siapapun punya andil dalam memajukan pendidikan dinegeri ini. Kita bisa memulai dari hal-hal kecil untuk memajukan pendidikan. Misalkan dengan memposting di sosmed hal-hal postif yang dapat memberikan efek positif buat yang lainnya atau mungkin yang mempunyai usaha, bisa memberikan diskon jika yang membeli itu adalah guru, atau mungkin kita bisa bergabung dengan berbagai gerakan yang memang peduli dengan nasib pendidikan negeri ini. Semuanya bisa ikut serta dan semua harus positif melihat perkembangan dunia pendidikan di negeri ini karena pendidikan tidak berkahir hanya sampai sekolah saja. Pendidikan yang sebenarnya dimulai dari bangun tidur sampai kita tidur lagi.

Menatap Yang Menata (Mata Najwa)

Gak sengaja nemu video ini di Youtube. 3 orang pemimpin daerah ini memang pantas diacungi jempol. Pa Suyoto dari Bojonegoro, Pa Nurdin dari Bantaeng dan Kang Emil dari Bandung. Sampai merinding nonton video ini. Harusnya prestasi pemimpin-pemimpin ini yang diangkat ke media, yang bekerja demi rakyatnya walaupun tanpa woro-woro media, sehingga rakyat republik ini ketika akan memilih pemimpin tau betul mana pemimpin yang sebenarnya. Ternyata untuk menjadi pemimpin tidaklah mudah, banyak masalah yang dihadapi bahkan tidak ada lagi kebahagian yang mereka rasakan (ini kata pa Nurdin). Semoga dengan tayangan ini, setidaknya bisa membuka wawasan kita ketika akan memilih pemimpin. Pemimpin yang bisa melihat lebih dalam terhadapa masalah rakyatnya, yang bekerja nyata yang berjalan pada kebenaran dan kreatif dalam setiap solusinya.

Leadership is Action

Pemimpin adalah seseorang yang dipercaya untuk menentukan nasib orang-orang yang dipimipinnya. Dasar untuk menjadi pemimpin adalah kepercayaan, bukan takanan ataupun materi. Kita tidak menunjukkan orang jadi pemimpin atas dasar ketakutkan, sebab bisa jadi orang tersebut akan diktator dan semena-mena. Kita juga tidak bisa menunjuk seseorang menjadi pemimpin atas dasar materi yang diberikan, sudah bisa dipastikan orang tersebut akan culas dalam memimpin dan pastinya akan melakukan segala cara untuk menwujudkan keinginan pribadinya.

Latas bagaimana mempercayai seseorang untuk menjadi pemimpin?? Setidaknya ada beberapa hal yang harus kita nilai ketika kita akan memilih pemimpin sehingga kepercayaan kita bisa jatuh kepada orang yang tepat. Pertama, lihat trackrecord orang tersebut. Apakah sudah ada bukti bahwa orang tersebut pantas dipilih menjadi pemimpin. Jika dimasa lalunya kebanyakan waktunya hanya dihabiskan dengan hura-hura atau melakukan hal-hal yang tidak berguna, maka jangan memilih orang seperti ini karena orang seperti tidak mempunyai pengalaman apapun untuk jadi pemimpin. Sebaliknya, ketika seseorang masa lalunya banyak mendulang prestasi, maka orang tersebut setidaknya telah memiliki modal skill dan mental untuk menyelasaikan masalah, sehingga ketika menjadi pemimpin masalah bukanlah hal baru baginya.

Kedua adalah kompetensi. Kompetensi ini bisa dikatakan buah dari point yang pertama. Ketika dimasa lalunya ia melakukan action untuk berbuat sesuatu yang berguna, masa dimasa kini ia akan mempunyai kompetensi. Kompetensi ini selain dibidang tertentu yang lebih penting adalah kompetensinya menyikapi masalah. Komptensi seperti ini tidak bisa didapatkan dalam waktu yang singkat. satu atau dua bulan bukanlah waktu yang lama, bahkan waktu itu masih terlalu singkat untuk bisa mendapatkan komptensi menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, jadi kita tidak mempunyai komptensi maka jangan pernah mengambil tanggung jawab untuk sesuatu yang tidak kita kuasai. Jika tidak, maka semuanya akan kacau.

Selanjutnya yang ketiga adalah visi misi. Saat ini banyak sekali orang yang sok mau menjadi pemimpin tapi tidak memiliki visi misi. Ya, kita ambil contoh saja para caleg yang baru bertarung di Pileg 9 April lalu. Meski tidak semua, tapi banyak dari mereka yang meminta dipilih tanpa tau jelas apa yang mau mereka perjuangkan. Kebanyak dari mereka hanya copy-paste atau nyontek ketika ditanya apa yang akan mereka kerjakan. Orang yang benar-benar memiliki visi dan misi ketika akan menjadi pemimpin, pasti akan sangat lancar untuk mengemukakan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukannya ketika menjadi pemimpin. Orang seperti ini akan menginfokan dengan jelas apa visi misinya, sehingga orang-orang yang dipimpinnya tau mau dibawa nasib mereka. Dan ketika ia lupa akan visi dan misinya, maka ia akan diingatkan lagi oleh orang-orang yang dipimpinnya. Dan biasanya orang-orang seperti ini, orang-orang yang akan bekerja keras demi memperjuangkan nasib orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, jika kita menemukan orang-orang yang tidak mempunyai visi dan misi yang jelas, maka bisa dipastikan orang-orang seperti ini orang yang tidak akan bekerja ketika ia terpilih karena orang-orang seperi ini dari awal tidak jelas memang apa yang mau ia kerjakan.

Kemudian yang tidak kalah penting untuk menjadi pemimpin yaitu Integritas. Integritas itu bukan hanya tentang kejujuran, namun lebih jauh lagi integritas adalah keberpihakan pada kebenaran. Dan untuk mendapatkan Integritas dikuat, dibutuhkan banyak cobaan ataupun ujian. Sama seperti tubuh ini, ketika tidak pernah dilatih ia akan tidak tahan sama beban yang berat. Namun, ketiak sering dilatih maka beban seberat apapun akan bisa ditahan. Begitupun dengan integritas kita, harus terus diasah sehinga kedepan apapun masalahnya maka patokan sikapnya sudah jelas yaitu KEBENARAN, bukan keberpihakan pada gologan tertentu.

Dari yang telah saya uraikan diatas, kesemua unsur yang menjadi pemimpin yang baik dibutuhkan tindakan nyata. Tidak ada seorang pemimpin besar yang kerjanya hanya diam saja dan memerintahkan anak buahnya melakukan yang diinginkan. Dari semua pemimpin besar yang ada, mereka telah berbuat jauh sebelum ia dipercaya untuk menjadi pemimpin. Ia telah memberikan kontribusi yang nyata, sehingga orang-orang mempercainya untuk menjadi pemimpin. Berbeda dengan saat ini, para caleg berlomba-lomba membantu masyarakat disekitarnya hanya pada saat mendekati pileg. Bisa dipastikan perbuatannya tersebut hanya dilakukan untuk pencitraan semata, sehingga apa yang dilakukannya cenderung dibuat-buat. Maka daripada itu untuk memilih pemimpin, lihatlah aksi nyatanya jauh sebelum ia mau dipercaya untuk memimpin. Jangan pernah memilih pemimpin yang hanya menawarkan bantuan ketika ada maunya. Jangan pilih pemimpin yang ketiak kampanye lebih mengandalkan artis ibu kota ketimbang mengemukakan visi misinya. Pilih pemimpin yang sudah teruji, mempunyai kemampun, mempunyai visi-misi serta pemimpin yang sudah berbuat karena sesungguhnya kepemimpinan itu bukanlah sebuah jabatan. Kempemimpinan itu adalah Tindakan!!!

Ketika Mati Menjadi Obat

kematian

 

Dalam hidup ini ada banyak cobaan. Entah itu berupa masalah ataupun kesenangan. Ada yang berhasil melewati ujian demi ujian, namun tidak sedikit juga yang mengalami kegagalan. Bagi yang bisa melewati ujian-ujian tersebut, bisa dipastikan akan bahagia. Namun, yang tidak bisa melewati ujian tersebut akan menyimpang jauh dari kebahagian yang hakiki, meski kita lihat beberapa serba terpenuhi keinginannya.

Biasanya mereka yang gagal akan mengidap penyakit hati. Entah itu khianat, iri hati, tamak, serakah atau penyakit hati lainnya. Lebih parah lagi ketika penyakit hati tersebut sampai mengerogoti pikiran dan raganya, sehingga dari luar bisa kita lihat orang tersebut stress. Penyakit-penyakit seperti ini tidak ada obatnya dalam bentuk kapsul atau tablet. Penyakit hati yang harus diobati ya hatinya lagi. Dan agama adalah sumber dari segala obat, termasuk obat untuk penyakit hati.

Ada banyak cara agar kita bisa terus berpegang teguh atas agama ini, salah satunya adalah dengan mengingat kematian. Kematian adalah peristiwa dimana putusnya semua kenikmatan dunia, dimana ruh tidak lagi berada pada jasad ini. Kematian mengakhiri perjalanan kita di dunia, maka semua yang telah kita kumpulkan di dunia ini akan menjadi sia-sia. Kematian adalah pintu menuju fase kehidupan yang lebih kekal, yaitu akhirat. Di akhirat, kita akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di dunia ini. Maka bagi mereka yang tidak terlena oleh dunia, berbuat baik selama hidup dan pastinya tunduk dan taat pada perintah Rabbnya, akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal, meski mungkin kehidupannya di dunia ini agak sedikit menderita dan kekurangan, namun apalah artinya penderitaan yang sesaat tersebut ketimbang kebahagiaan di akhirat yang kekal, serba dicukupka oleh Rabbnya. Tapi, bagi mereka yang terlena akan dunia ini, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dunia serta melupakan Rabbnya, maka di akhirat sudah pasti siksa menggu. Dan kenikmatan dunia yang pernah ia kumpulkan dengan cara-cara yang tidak benar, tidak akan terasa manfaatnya sedikitpun. Orang-orang seperti ini pun akan menyesal dan meminta diberi kesempatan untuk mengulang kehidupan di dunia. Namun, semuanya sudah terlambat. Tidak ada lagi kesempatan kembali untuk orang-orang seperti ini.

“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang adzab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang dzalim: “Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (QS. Ibrahim : 44)

Maka ketika hidup ini terasa berat, tetaplah berjalan pada jalan yang Rabbmu sudah tetapkan. Jangan sampai dunia melenakkanmu hingga akhirnya hatimu akan sakit dan rusak. Ingatlah kematian pasti datang pada setiap orang, tidak peduli setinggi apapun jabatannya. Maka setelah kematian menjemput, semua akan sama dihdapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah bekal amal yang kita kumpulkan selama perjalanan di dunia ini. Dengan mengingat kematian, maka kita tidak akan menyimpan iri terhadap orang lain. Kita boleh saja iri, yaitu ketika kita melihat saudara kita yang kecintaanya sama Allah SWT sangatlah besar. Dengan mengingat kematian. maka kita tidak akan khianat lagi. Ingat, ketika mati dan pernah berkhianat maka tempat kembali kita adalah neraka. Dengan mengingat kematian, maka kita tidak akan sombong lagi. Apa yang mau kita sombongkan?? Materi yang kita punya? atau harta yang kita miliki? toh semua itu tidak akan berguna setelah kematian. Kecuali harta tersebut kita sedekahakan di jalana Allah, baru harta tersebut bisa berguna.

Dengan mengingat kematian, maka hati kita akan perlahan sehat kembali karena kita sadar betul semua yang sifatnya keduniaan akan berkahir di dunia dan tidak akan bisa kita nikmati setelah kita mati. Maka jadikanlah mati sebagai obat dari semua penyakit, dengan begitu perjalanan singkat di dunia ini akan bisa kita leawati dengan baik.

Semoga Allah SWT senantiasa mengingatkan kita dengan kematian, sehingga hati kita akan jauh dari penyakit-penyakit hati. 🙂

Buta Politik

Buta Politik

Sesungguhnya buta yang paling buruk adalah buta akan agama. Namun, mengambil pelajaran dari Bertolt Brecht, bahwa amat sangat bahaya jika orang-orang buta akan politik di Negeri ini, makanya kita harus melek akan politik. Jangan hanya diam dan tidak melakukan apa-apa.